Layang-Layang Raksasa Penghasil Energi Yang Dapat Menjadi Alternatif Turbin Angin

TU-Delft-Kite-Wind-Power-Demo-4-537x402

Di Belanda, ilmuwan dari fakultas aerospace engineering di Delft University of Technology sedang menguji kemampuan layang-layang raksasa untuk menghasilkan energi dari angin kecepatan tinggi di ketinggian yang tidak dapat dijangkau oleh turbin angin. Mereka mengatakan bahwa sebuah layang-layang dengan lebar 25 meter persegi mampu menghasilkan energi untuk memenuhi kebutuhan 40 rumah tangga, dengan lebih sedikit dampak lingkungan dan sedikit biaya daripada turbin angin konvensional.

Manusia telah memanfaatkan energi angin dengan menggunakan layang-layang dan media layar lainnya selama berabad-abad. Namun semenjak jaman energi fosil, penggunaan energi angin terbatas hanya untuk permainan dan pengembangan ilmu pengetahuan saja. Dan sekarang, ketika minyak dan batu bara mulai mencapai akhir masa hidup-nya, peneliti mulai meneliti lagi penggunaan layang-layang sebagai konsep sederhana dalam usaha meningkatkan kemampuan penghasilan energi melalui angin.

“Udara pada ketinggian yang tinggi adalah sumber utama dari energi terbarukan” tulis Roland Schmehl, yang merupakan professor di Delft University of Technology “Meski begitu, potensi ini berada di luar jangkauan turbin angin konvensional yang menggunakan struktur menara. Salah satu cara yang memungkinkan untuk memanen energi angin pada ketinggian tinggi adalah dengan menggunakan layang-layang”

Untuk menguji teori ini, yang dicetuskan dalam riset yang dimulai sejak 1998, Schmehl dan tim-nya telah mengembangkan sebuah layang-layang yang disambungkan kepada sebuah kabel modul generator do darat. Bentuknya seperti parasailing atau kite surfing, dan bekerja dengan cara yang mirip.

“Sistem ini bekerja dengan menggerakkan putaran dengan gerakan tarik dan ulur secara berkala. Untuk memaksimalkan energi yang dihasilkan saat proses penguluran, layang-layang didesain dengan aerodinamis untuk meningkatkan kecepatan angin relatif”.

TU-Delft-Kite-Wind-Power-Demo-3-537x402

Ketinggian 200-300 meter merupakan ketinggian yang jelas berada diluar jangkauan dari turbin angin konvensional, dan hanya akan menyia-nyiakan potensi sesungguhnya sebagai sumber energi yang efektif.

“Generator angine layang-layang dapat menyuplai energi secara terus-menerus, yang merupakan masalah utama dari turbin konvensional, dengan satu alasan yaitu: semakin tinggi, angin bertiup semakin kencang,” tulis Lou Del Bello kepada Guardian. “Turbin angin layang-layang memberikan aliran energi yang lebih stabil dan lebih murah karena membutuhkan material yang lebih sedikit ketimbang turbin konvensional. Bukannya menggunakan menara baja, yang dibutuhkan hanyalah sistem yang bekerja seperti sebuah yo-yo.”

Tarikan konstan dari layang-layang terhadap kabel-nya akan menghasilkan gerakan memompa, mirip seperti gerakan piston pada mesin mobil. Aksi tersebut menghasilkan energi mekanis yang dapat dialirkan ke jaringan listrik atau disimpan di baterai. Meskipun Schemehl telah memperkirakan biaya pembuatan sebuah sistem layang-layang akan seharga sebuah mobil, investor akan mendapatkan hasil yang menjanjikan. Dan laporan terbaru, Google sedang berkerja untuk proyek rahasia teknologi generator layang-layang, jadi mungkin kita akan melihatnya lebih cepat dari kita pikir.

via The Guardian

Tinggalkan komentar